Kamis, 13 Desember 2007

Rabu siang di studio.

Memang sedang banyak kerjaan, dan ini juga menjadi salah satu kerjaan. Menulis bias jadi merupakan pengikat dari lincahnya ilmu. Maka tak heran jika fahmi mengajurkan sesempat mungkin menulis apa yang tertangkap dan terangkum oleh otak. Lalu sebisa mungkin tulisan itu tetap ada dan bias dibaca ulang.

Fahmi sedang mengunjungi anak-anak dengan perantara warnet. Mengetuk pintu blog mereka dan melakukan komunikasi yang aneh; maya. Dan itu tadi, selain mengetuk, dia jug pasti mengingatkan (secara tidak langsung) pentingnya membuat catatan dari segala perjalanan pekerjaan anak-anak.

Aku -Bersama david yang sangat anteng dengan kerjaan grafisnya (corel,photoshop), pungki yang sangat mencengangkan mampu memegang buku dengan sangat lama, seperti memebaca. Tapi mudah-mudahan saja memang membaca. Selain itu, di studio juga sedang diiringi musik paling noiseexperimentalharmonic; mang ujang dan bapak yang bahu membahu membuat instalasi studio supaya lebih rapi-. Mencoba asyik sendiri menulis. Apapun yang terlintas dan berhubungan dengan proyek ini. Dari masalah riset yang masih asing bagiku (entah karena nama riset itu yang rada-rada aheng), jadwal tunggu studio (yang bakal di tinggal fahmi sementara waktu), janjian bertemu calon tim untuk di garut juga masalah pribadi yang tak jauh dari masalah kampus dan hati (halllah!).

Hari kemarin aku memang ga dating ke studio ada beberap urusan yang harus diselesaikan lebih dulu. Sebetulnya sorenya juga sudah beres. Cuma kalo maksa ke studio juga justru malah jadi ga enak. Belum lagi sekarang ini kerjaannya masih bias dikerjakan diluar studio.

Semalam aku ol. Ngecek e-mail dan berusaha supaya bias conference bareng anak-anak. Tapi kebanyakan ga bias. Larinya; sms-an lagi.

Padang: ata dan jino ngomong belum menemukan pola dan bentuk seperti apa yang akan dikerjakan disana. Cuma untungnya mereka ada kerjaan untuk membantu penyelenggaraan pameran yang diadakan oleh fasilitator yang sudah ada disana. Cara yang bagus untuk memulai suatu perkenalan.

Bantul: sansan ngasih kabar suasana bantul ternyata cukup menyenangkan dan damai. Aku berharap semoga perasaan dan pikiran itu tetap ada walau keadaan harus berubah.

Bengkulu: wantoro dan fadly belum aku Tanya kabarnya. Mudah-mudahan saja dalam keadaan yang diharapkan.

Hari ini dating dengan disuguhi secarik kertas yang diatas sudah aku sebutkan beberapa poin. Yang paling menantang adalah poin bagaimana lebih berani mengeluarkan inisiatif demi keberlangsungan studio ini. Dari sisi apapun yang bias membuat studio jadi tambah terasa dan lebih hidup.

Memang sebetulnya aku selalu punya ide dan pikiran yang “lain” kearah itu. Tapi lagi-lagi, membahasakan dan menelurkannya itulah yang dirasa sangat sulit. Sebuah langkah awal yang memang siapapun akan merasa malu/sulit/canggung. Terlebih untuk dunia dimana aku tidak begitu mendalaminya (desain). Barangkali masih dibutuhkan trail and error yang lebih sering. Barangkali masih harus mengalami berbagai kepusingan otak lagi. Barangkali masih niat dan tindakan yang harus terus menerus dipupuk dengan formula doa dan usaha. Barangkali panas kuping, letih hati dan lelah pikir adalah guru yang paling baik untuk sebuah kesabaran.

Ajarkan aku bagaimana untuk lebih berani….!

Thanxlovesorry.embrace…


Tidak ada komentar: